Rabu, 27 Februari 2019

Tips Menulis Cerita Horor Ala Amy


Oke, sebagai perkenalan, kali ini saya akan berbagi tips. Yang berkaitan dengan kepenulisan dong, ya. Karena saya suka sekali menulis cerita horor, saya akan berbagi sedikit tips agar cerita horor kamu berkesan dan menarik para pembaca. Langsung saja, ya. 
  •  Bacalah cerita horor lain terlebih dahulu.
Cari cerita horor yang menurut kamu serem. Entah karya penulis lokal maupun terjemahan. Atau baca chat dengan sang kenangan eh ....Cermati bagaimana mereka menggambarkan suasana horornya. Pahami bagaimana cara mereka menggambarkan kengerian dalam cerita, penulisan dan diksi yang tepat. Istilahnya, kita nyuri ilmu, bukan nyontek lho, ya.   

  • Pikirkan pengalaman horormu atau pengalaman orang lain.
Punya pengalaman horor? Kenapa tidak dituangkan dala cerita. Walau tidak sepenuhnya kalian alami, setidaknya kalian punya hal seram yang bisa jadi ide cerita untuk dibagi. Bagaimana kalau tidak punya? Tanya orang di sekitarmu. Keluarga, teman, pacar atau bahkan mantan. Tanyakan pada mereka pengalaman yang menyeramkan menurut mereka. 

  •  Judul tak biasa
Sudah menjadi rahasia ketika orang akan tertarik ketika membaca sebaris judul. Baru kemudian membaca isinya. Carilah  judul semenarik mungkin. Kalian bisa menggunakan bahasa apapun, terserah. Kalian juga bisa menggunakan judul tenar yang sudah diplesetkan. Misalnya, Pengabdi Mantan, Pocong Ngesot, Ganteng-Ganteng Genderuwo, Cinta Kunti, atau Hantu Kuntilanak Cantik itu ternyata adalah Kakakku yang tidak Sengaja Kubunuh Memakai Baygon. Greged ya? 

  •   Gunakan deskkripsi yang umum
Ini adalah point penting. Imajinasi setiap orang memang berbeda, tapi akan lebih baik jika menggunakan imajinasi yang umum yang membuat semua orang mudah untuk membayangkannya. Misal, ceritakan tentang rumah tua yang setiap orang pasti sudah bisa membayangkan bahwa rumah tua biasanya angker, suram dan menakutkan. Tidak perlu mengangkat tema yang menurut kalian wah, padahal menurut pembaca itu terlalu tinggi untuk dibayangkan. 

  •   Gambarkan setiap unsur cerita secara detil.
Penah membaca cerita dan merasa kalian seolah kenal dekat dengan tokohnya? Kalian seolah pernah bertemu dan melihatnya langsung? Atau seolah-olah kalian yang ada di dalam cerita? Ya, itu adalah keahlian yang harus dimiliki para penulis. Detil dari cerita yang mengena, akan membuat pembaca penasaran dan merasa seolah ikut dalam cerita. Sebisa mungkin gambarkan dengan jelas. Bagaimana ‘bentuk’ tokohnya, suasana tempatnya, dan apa yang dirasakannya.

Lalu bagaimana kita membuat detilnya? Tempatkan diri kita sebagai tokohnya. Misalkan, “Aku menoleh. Di sudut ruangan jelas kulihat sosok anak kecil perlahan terbentuk. Jantungku berdegup keras. Perlahan sosok itu terbentuk sempurna. Postur setinggi bahuku, pakaiannya compang camping dengan kulit pucat. Di dadanya jelas tercetak bercak darah yang melebar. Mulutnya yang berdarah terus mengerang.  
       
Pelan, dia berjalan ke arahku. Sial! Kenapa aku tidak bisa menggerakkan kakiku.
Langkahnya semakin dekat. Hidungku dengan jelas mencium bau anyir dari tubuhnya.
Tidak! Bagaimana ini?
Tangannya terulur ke arahku. Mata hitamnya seolah menatapku galak. Kulit wajahnya yang pucat, perlahan meleleh ....”

Nah, sangat detil bukan?

  • Gunakan imajinasi yang masuk akal.
Imajinasi adalah hal tanpa batas. Apapun bisa kita wujudkan dalam imajinasi. Termasuk hal absurb. Untuk cerita horor, jangan sekali2 menggunakan imajinasi yang di luar nalar. Misalkan, pocong itu terus mengejar dengan mengarahkan senapan angin padaku. What? Pocong bisa megang senjata? Cukup gambarkan sesuatu yang sederhana dengan rangkaian diksi yang tepat, cerita kalian akan terasa bernyawa.

  • Gunakan gambar yang sesuai dengan cerita.
Untuk membantu pembaca lebih menghayati isi cerita, carilah gambar yang sesuai dengan ceritamu. Jika membahas tentang om pocong, maka carilah gambar om pocong. Jangan sekali-kali menggunakan gambar mantan yang sudah menikah untuk cerita tentang genderuwo. Ya, meskipun sama-sama menyeramkan, si.

Cukup segini dulu, ya. Jika ada yang salah, mohon koreksinya. Jika ada yang mau nambahin, dipersilakan

TTD Tukang Nulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar