Hello Gaess, kali ini kita bahas writer’s block, ya. Writer’s block adalah kondisi di mana otak sedikit terganggu oleh kehadiran mantan, eh, setan eh maksudnya terganggu karena keadaan yang membuat kita sulit memikirkan ide dan menggerakkan jari untuk meneruskan tulisan (teori Amy).
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab
kemunculan writer’s block, di antaranya,
1. Tidak
ada inspirasi. Inspirasi itu tidak seperti bayangan masa lalu yang selalu
muncul, lho. Kadang kita mesti sedikit berusaha hanya untuk mendapat ide
membuat sebuah tulisan atau meneruskan tulisan yang jarang dibelai.
2. Terlalu
perfeksionis (sempurna). Sudah hampir selesai, tapi selalu merasa kurang. Dibaca
bolak-balik, selalu merasa ada yang salah. Boleh si berpikir seperti itu, tapi
kalo terus-terusan, kapan selesainya? Yang ada malah kita mati ide di tengah
tulisan. Simpelnya, terjebak dalam sosok kesempurnaan kita sendiri. Inget, tidak
ada karya yang sempurna, kan ya?
3. Takut
dengan pendapat pembaca (saya sering begini). Komentar negatif dan menjatuhkan tetap
menjadi momok untuk para penulis. Ya, tidak semua pembaca paham bagaimana
rasanya menulis, kan? Tanggapan para pembaca kadang mematikan semangat penulis,
lho. Jadi, buat para pembaca, komen yang bijak, ya!
4. Ragu
dengan kemampuan sendiri. Merasa belum percaya diri untuk mem-publish karya
sendiri. Biasanya pemula nih yang sering gini. Minder, malu, tidak PD dan
perasaan lainnya.
5. Mood
yang tidak stabil, yang berpengaruh pada buyarnya ide. Ini yang sering dialami
dan menjadi alasan klasik para penulis. Memang benar, mood penulis itu bagaikan
oksigen. Mood tidak bagus, tulisan hancur. Mood hancur, tulisan kosong alias
kagak nulis.
6. Kondisi
lingkungan yang kurang kondusif, membuat tidak nyaman, sulit berkonsentrasi dan
lain lain. Sebagian penulis memilih tempat tidak biasa untuk menelurkan karya.
WC, gudang, sudut kamar atau kuburan bisa menjadi pilihan bagi para penulis
dengan tipe tidak bisa konsen di tengah keramaian.
7. Kurang
data. Sudah garap cerbung sampai separuh, tapi ngadat? Mungkin kamu kurang
data. Bukan data lengkap mantan atau calon masa depan, ya. Data yang dimaksud
adalah detil cerita, referensi atau outline yang tidak sesuai (bagi yang
pakai).
8. De el el
Nah, setelah tahu
pengertian dan penyebabnya, kita lanjut cara mengatasinya, ya. Tips mengatasi
writers’ block ala Amy (penulis sadis)
1. Refresh
Layaknya ponsel, otak pun butuh
istirahat dan penyegaran. Saat otak terasa lelah dan tak mampu berfikir dengan
baik, cobalah sedikit refreshing. Tak perlu piknik keluar kota, ke gunung, ke
pantai, ke rumah mantan, ke rumah calon mertua atau sebagainya. Kalian cukup
berjalan keluar rumah. Menyapa taman, ngobrol dengan tetangga, bercanda dengan
Mbak Kunti atau godain Mas Pocong.
2. Lakukan
Hobi
Setiap orang punya hobi. Dan
tidak menyangkal jika hobi bisa kembali membuat moodmu bagus dan pikiran pun
kembali tenang.
3. Membaca
Merasa stuck karena kehabisan
ide? Cobalah membaca. Membaca itu bukan masalah hobi ya gaes, tapi, kebutuhan.
Membaca dan menulis itu dua kegiatan yang tidak bisa dipisah. Bagaimana kita
menulis jika tidak mau membaca. Salah satu hal yang membuat kita ngadat menulis
biasanya adalah kehabisan ide. Sebenarnya bukan kehabisan ide, tapi lebih ke
masalah kehabisan data. Yups, kalian tidak punya cukup data dan wawasan untuk meneruskan
tulisan. Jadi, saat lagi stuck, cobalah membaca. Males buka buku, bisa buka
gugel, kan?
Dalam membuat cerita, kita tidak
bisa nulis begitu saja. Perlu riset dan membaca beberapa hal. Itu sangat
penting, ya. Nggak mau kan karya kita jadi tulisan sampah ,tidak berbobot?
4. Menonton
Kalian tipe yang tidak telaten
membaca? Menonton bisa menjadi alternatif. Kurang data? Coba search video yang
berkaitan dengan story kita. Kehabisan ide? Coba putar kembali film koleksi
kamu yang serupa dengan cerita yang kalian garap.
5. Mendengarkan
musik
Dunia sepi tanpa musik. Benar!
Hobi atau tidak, mendengarkan musik yang sesuai dengan suasana hati akan
membuatmu lebih baik. Tidak percaya? Lakukan saja. Saat kalian suntuk,
kehabisan ide, merasa otak penuh, ambil buku dan pena, putar playlist favorit,
dan turuti naluri kalian. Biasanya saat meresapi lagu kita cenderung merenung
kemudian menulis sesuatu, kan? Teruskan saja! Siapa tahu jadi cerita.
6. Chatting
Setelah disibukkan aktifitas
menulis yang menguras otak, kadang kita melupakan teman atau kerabat. Maka,
jika berada dalam situasi bosan, cobalah untuk menghubungi beberapa teman atau
kerabat. Bicarakan apa saja. Beruntung jika kalian punya teman yang pengetahuannya
luas (seperti saya, plakk). Ajaklah mereka membahas hal yang sedang viral. Itu
penting lho, selain sebagai penambah wawasan juga menjadi ide cerita.
7. Scroll
social media
Biasakan untuk mengikuti halaman
atau akun yang setidaknya memberi manfaat. Jangan hanya berisi halaman un-faedah,
ngebucin setiap detik atau akun yang berandanya penuh badword. Laman-laman
informasi dan akun-akun kepenulisan akan sangat membantu kalian yang sering
ngadat menulis.
8. Tidur
Jika semua cara sudah dicoba, dan
hasilnya nihil, tarik selimut, tidur. Tak jarang ketika menjelang tidur kita
justru mendapatkan ide. Kenapa? Karena sebelum terpejam kita cenderung memikirkan
banyak hal. Apa yang sudah kalian lakukan, atau memikirkan hal berkesan yang
kalian alami. Coba saja sedikit tambahkan imajinasi, bisa jadi ide cerita, lho.
9. Niat
Tips terakhir, ini yang sangat
penting. Di antara semua tips, ini yang paling jitu. Tips di atas tidak berguna
jika kalian sendiri tidak berniat untuk mengakhiri kisah cinta kita, eh,
mengakhiri masa writer’s block maksudnya. Tanamkan dalam diri kita sendiri jika
kita harus selalu produktif dan terus menulis.
Itu dia beberapa tips (un-faedah)
mengatasi writers block ala saya. Semua orang punya cara berbeda. Semoga
bermanfaat.
TTD Tukang Nulis
TTD Tukang Nulis